Piutang

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang,  jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari. Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat penting, maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan. Berikut ini Kami tim SDM Indonesia akan memberikan penjelasan mengenai Piutang.

Pengertian Piutang

Piutang (recievable) adalah mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk  perorangan, perusahaan , dan organisasi lain.

Klasifikasi Piutang
  • Piutang Usaha—digunakan untuk penjualan barang dagang secara kredit, dan biasanya diperkirakan akan diterima dalam periode waktu yang relatif pendek.
  • Wesel Tagih—digunakan untuk memberikan kredit berdasarkan instrumen kredit resmi, yang disebut wesel promes.
  • Piutang Lain-lain—meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

Pengendalian Internal Piutang
  • Pemisahan fungsi penanganan transaksi penjualan dari fungsi akuntansi piutang dagang.
  • Pemisahan fungsi akuntansi piutang dari fungsi penerimaan tagihan piutang.
  • Semua transaksi pemberian kredit, potongan, penghapusan piutang harus persetujuan pejabat berwenang.
  • Piutang dicatat dalam account receivable subsidiary ledger.
  • Pembuatan Daftar piutang berdasarkan umur (aging Schedule).

Piutang Tak Tertagih

Perusahaan sering kali menjual piutangnya ke perusahaan lain.  Transaksi ini disebut sebagai transaksi anjak piutang, dan pembeli dari piutang disebut perusahaan anjak piutang. Terdapat dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih:

  1. Metode penghapusan langsung (direct write of methode) mencatat beban piutang tak tertagih hanya pada saat suatu piutang, dianggap benar-benar tak tertagih. Piutang yang terbukti tidak tertagih dihapus pada tahun piutang tersebut diputuskan tidak tertagih. Beban Piutang Tak Tertagih didebit dan Piutang Usaha dikredit untuk masing-masing transaksi semacam itu.
  2. Metode penyisihan (allowance methode) mencatat beban piutang tak tertagih dengan mengestimasi jumlah piutangt ak tertagih pada akhir periode akuntansi. Manajemen membuat estimasi setiap tahunnya mengenai berapa besar porsi piutang usaha yang mungkin tak tertagih. Beban Piutang Tak Tertagih didebit dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih dikredit. Piutang yang ternyata benar-benar tak dapat ditagih didebit ke Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan dikredit ke Piutang Usaha. Metode penyisihan menggunakan dua cara untuk mengestimasikan jumlah yang didebit ke Beban Piutang Tak Tertagih, yaitu:
  • Estimasi berdasarkan persentase penjualan.

Jika penjualan kredit untuk periode tersebut sebesar $300.000 dan diestimasikan bahwa 1% akan tidak tertagih, Beban Piutang Tak Tertagih adalah sebesar $3.000.

  • Estimasi berdasarkan analisis piutang .

Jika diestimasikan bahwa piutang sebesar $3.390 akan tidak tertagih dan Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih saat ini memiliki saldo $510, Beban Piutang Tak Tertagih harus didebit sebesar $2.880 ($3.390 – $510).

Untuk materi selengkapnya mengenai Piutang, bisa di download ppt pada link di bawah ini:

PPT Piutang

Demikian semoga bermanfaat, dan salam hormat.

Admin,

SDMIndonesia.com

Konsultasi, Training, Pelatihan & In-house Training

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top