Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Berikut ini Kami tim SDM Indonesia akan memberikan penjelasan mengenai Investasi.
Akuntansi Aset Keuangan
Aset Keuangan:
- Kas
- Investasi ekuitas perusahaan lain (misal, Saham biasa atau saham preferen).
- Hak kontraktual untuk menerima uang tunai dari pihak lain (misal., Pinjaman, piutang, dan obligasi).
IFRS mewajibkan perusahaan mengukur aset keuangan berdasarkan dua kriteria :
- Model bisnis perusahaan untuk mengelola aset keuangannya; dan
- Karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan.
Investasi Hutang (Debt Investment)
Investasi hutang ditandai dengan pembayaran kontraktual pada tanggal yang ditentukan pokok dan bunga atas jumlah pokok pinjaman. Perusahaan mengukur investasi hutang pada biaya diamortisasi (amortized cost) atau nilai wajar.
Investasi hutang dengan nilai wajar mengikuti entri akuntansi yang sama dengan investasi hutang yang dimiliki untuk koleksi selama periode pelaporan. Artinya, mereka dicatat dengan biaya diamortisasi. Namun, pada setiap tanggal pelaporan, perusahaan:
- Sesuaikan biaya diamortisasi dengan nilai wajar.
- Laba atau rugi yang belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba (metode nilai wajar).
Perusahaan memiliki opsi untuk melaporkan sebagian besar aset keuangan pada nilai wajar. Pilihan ini diterapkan secara instrumen per instrumen dan umumnya tersedia hanya pada saat perusahaan pertama kali membeli aset keuangan atau menimbulkan kewajiban keuangan.
Jika perusahaan memilih untuk menggunakan opsi nilai wajar, perusahaan mengukur instrumen ini pada nilai wajar sampai perusahaan tersebut tidak lagi memiliki kepemilikan.
Investasi Ekuitas (Equity Investment)
Investasi ekuitas merupakan kepemilikan saham biasa, preferen, atau modal saham lainnya.
- Biaya meliputi harga keamanan.
- Komisi dan biaya broker dicatat sebagai beban.
Tingkat di mana satu perusahaan (investor) memperoleh ketertarikan pada saham biasa dari perusahaan lain (investee) umumnya menentukan perlakuan akuntansi untuk investasi setelah akuisisi.
1.Kepemilikan Kurang dari 20%
Menurut IFRS, anggapan bahwa investasi ekuitas dimiliki untuk diperdagangkan (trading). Aturan akuntansi dan pelaporan umum :
- Investasi yang dinilai berdasarkan nilai wajar.
- Catat keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dalam laba bersih.
IFRS memungkinkan perusahaan untuk mengklasifikasikan beberapa investasi ekuitas sebagai tidak diperdagangkan (non-trading). Aturan akuntansi dan pelaporan umum:
- Investasi yang dinilai berdasarkan nilai wajar.
- Catat keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari pendapatan komprehensif lainnya.
2.Kepemilikan 20%-50%
Investasi (langsung atau tidak langsung) sebesar 20 persen atau lebih dari saham pemungut suara dari investee harus mengarah pada anggapan bahwa dengan tidak adanya bukti sebaliknya, investor memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh signifikan atas investee. Dalam contoh “pengaruh signifikan,” investor harus memperhitungkan investasi dengan menggunakan metode ekuitas.
Mencatat investasi dengan biaya dan kemudian sesuaikan jumlah setiap periode
- Bagian proporsional dari laba (rugi) dan
- Dividen yang diterima oleh investor.
3.Kepemilikan Lebih dari 50%
Kepentingan Pengendali – Ketika satu perusahaan memperoleh pemungutan suara lebih dari 50 persen di perusahaan lain. Investor disebut sebagai induk.
- Investee disebut sebagai anak perusahaan.
- Investasi di anak perusahaan dilaporkan pada buku orang tua sebagai investasi jangka panjang.
- Induk umumnya menyiapkan laporan keuangan konsolidasi.
Penurunan Nilai
Untuk investasi hutang, perusahaan menggunakan uji penurunan nilai untuk menentukan apakah “besar kemungkinan investor tidak dapat mengumpulkan semua jumlah yang harus dibayar sesuai dengan persyaratan kontrak.”
Kerugian penurunan nilai ini dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat ditambah bunga yang masih harus dibayar dan arus kas masa depan yang diharapkan didiskontokan berdasarkan tingkat bunga efektif historis investasi.
Untuk materi selengkapnya mengenai Investasi, bisa di download ppt pada link di bawah ini:
Demikian semoga bermanfaat, dan salam hormat.
Admin,
SDMIndonesia.com
Konsultasi, Training, Pelatihan & In-house Training